Buah semangka sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Bahkan penjual buah di pinggir jalan sekalipun banyak yang menjualnya. Saat cuaca terik, tentu akan sangat nikmat mengonsumsi buah menyegarkan ini, baik dimakan langsung atau dibuat jus.
Tetapi, Anda patut berhati-hati. Pasalnya, tak semua buah semangka baik untuk dikonsumsi. Saat membeli semangka, selain manis, mungkin Anda akan mempertimbangkan ukurannya, bukan?
Kebanyakan orang akan cenderung memilih semangka dengan ukuran lebih besar dengan tujuan mendapatkan isi buah lebih banyak. Namun, apakah Anda tahu bagaimana cara semangka raksasa diproduksi?
Kabar terbaru menunjukkan bahwa upaya China dalam menciptakan semangka raksasa ternyata memiliki efek yang tak terduga, yaitu semangka-semangka tersebut tiba-tiba meledak sebelum dipanen.
Dilansir tergemes.com , semuanya berawal ketika petani melihat beberapa pohon buah mereka meledak saat masih setengah matang. Saat itu, ratusan hektare semangka musnah dengan cara yang sama.
Namun, tentu semangka-semangka tersebut tidak mungkin meledak dengan sendirinya, 19 dari 20 petani mengklaim bahwa mereka tidak menggunakan bahan kimia apapun untuk ladang dan benihnya. Untuk itu, pupuk yang biasa digunakan diidentifikasi sebagai pelakunya.
Forchlorfenuron merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membuat ukuran semangka menjadi 20 kali lebih besar dan memungkinkan agar bisa dipanen 2 minggu sebelumnya. Hal ini tentu akan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi petani. Semangka yang mengandung bahan kimia, memiliki rasa yang kurang enak dan berbiji putih, bukan hitam. Lalu, bagaimana cara kita melindungi diri?
Cara terbaik agar terhindar dari bahan kimia berbahaya adalah dengan membeli produk organik lokal atau mencoba menanamnya sendiri. Jika Anda memiliki anggaran yang terbatas, cobalah untuk menghindari produk-produk dari China, yang secara internasional sudah dikenal sebagai produk palsu [Wawker]
loading...