Hasil survei yang digagas Majalah Child Guide terhadap 2.290 orangtua di AS, mayoritas responden memberikan ponsel pertama untuk anak di usia 6 tahun.
Demi alasan keamanan, itulah pengakuan 31 persen orang tua—agar anak-anak bisa menghubungi atau dihubungi mereka kapan saja.
Sementara 25 persen responden mengatakan, anak menginginkan ponsel pribadi agar bisa berhubungan dengan teman-teman. Sebanyak 20 persen responden beralasan, ponsel membantu anak-anak mereka bergaul dengan teman-teman di sekolah.
Barbara Greenberg, Ph.D, psikolog anak dan keluarga yang berpraktik di Connecticut dan New York, AS, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pemberian ponsel pribadi kepada anak-anak di bawah umur. Menurutnya, di balik beberapa fungsinya yang menguntungkan, ponsel pintar membawa pengaruh negatif untuk anak.
Ponsel pintar memungkinkan anak memasuki dunia maya dan mengakses konten-konten berbahaya seperti kekerasan dan pornografi. “Banyak kasus anak yang mengalami fantasi dalam pikiran mereka, tentang hal-hal yang belum mereka mengerti,” urai Greenberg.
Selain itu ia meyakini, “Anak-anak yang memiliki ponsel selalu tergoda untuk tidur larut malam karena sibuk bermain game atau berkirim pesan dengan teman”.
Ponsel dan internet juga membawa risiko anak menjadi korban atau pelaku perundungan di dunia maya.
“Dahulu, ketika Anda berada di dalam rumah, berarti Anda aman. Tetapi dengan ponsel dan media sosial, tak ada orang yang bisa aman (dari perundungan),” tegas Greenberg.
Kontradiktif dengan anggapan bahwa ponsel membantu anak bergaul dengan teman-teman, Greenberg memperingatkan bahaya anak terisolasi dari dunia sosial.
“Terlalu banyak waktu untuk bertukar pesan dan bermain media sosial berarti berkurang waktu untuk bermain dengan teman secara langsung,” jelas dia.
sumber : uzone.id/
loading...